Pengembangan Wisata Edukasi Kebencanaan di Aceh

Siberkota.com, Jakarta – Aceh kaya akan wisata alam dan budaya. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) kini juga melengkapi potensi tersebut dengan mendorong pengembangan wisata edukasi kebencanaan di Desa Wisata Nusa di Aceh Besar.

Desa Wisata Nusa yang terletak di Kecamatan Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh, dibangun oleh masyarakat pascabencana tsunami 2004 secara swadaya.

“Desa wisata ini luar biasa, karena begitu memiliki daya tarik wisata alam yang memikat, dengan keindahan Bukit Barisan. Tapi selain dari pada potensi alam dan seni budaya, desa ini sangat potensial untuk pengembangan wisata edukasi tentang kebencanaan,” terang Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno dalam keterangan resmi, Kamis (21/10/20211).

Menparekraf mengaku akan menyusun program wisata edukasi mengenai kebencanaan ini bersama dengan cendikiawan Azril Azhari dan Fatma Lestari yang melibatkan Bupati Aceh Besar beserta jajarannya. Serta menggandeng Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), dunia usaha internasional yakni Rinkai Disaster Prevention Park Jepang, serta institusi pendidikan dalam proses pengembangan desa wisata itu.

“Dari 50 desa wisata yang masuk ke dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia, ini merupakan desa pertama yang kita canangkan yang mengangkat wisata edukasi tentang pemahaman kebencaan,” kata dia.

“Aceh ini memiliki sejarah tentang tsunami pada tahun 2004. Kita ingin belajar dari apa yang terjadi dan kearifan lokal yang bisa kita edukasikan. Khususnya kepada para pelajar,” tambahnya.

Keberadaan Desa Wisata Nusa yang didirikan pada 2010 ini sudah cukup lama dikenal. Kemenparekraf menjelaskan, tidak hanya dikenal di kalangan wisatawan nusantara, tetapi juga wisatawan mancanegara yang mayoritas berasal dari Malaysia, Thailand, dan juga Singapura. Hal ini dikarenakan, desa yang terletak di kecamatan Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar ini terus mengembangkan wisata berbasis masyarakat.

Desa wisata itu diharapkan meningkatkan perekonomian masyarakat setempat, sekaligus menjaga lingkungan sekitar. Oleh karenanya, masyarakat desa setempat didorong mengembangkan potensi lokal yang dimiliki, kemudian diramu menjadi berbagai atraksi wisata menarik.

“Ini adalah tren baru pariwisata kita, bahwa pariwisata berbasis komunitas, pariwisata yang membuka lapangan kerja untuk masyarakat, dan terbuka peluang untuk pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan,” tutup Sandiaga.

You might also like
Leave A Reply

Your email address will not be published.