Firda Febriyanti, Relawan TK Inspirasi Lapak Pemulung di Bekasi, Ini Kisahnya!
SiberKota.com, Bekasi – Firda Febriyanti, sosok tenaga pengajar sukarela di Taman Kanak-Kanak (TK) Inspirasi Indonesia Lapak Pemulung di Jalan Bintara Jaya, Bekasi Barat.
Sebelumnya, Firda bekerja di lembaga parenting sebagai konselor, dengan gaji yang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Namun, sekitar tujuh tahun lalu, melihat wajah-wajah murung anak-anak Pemulung di Jalan Bintara Jaya, Bekasi Barat yang tidak bersekolah, hati perempuan berusia 39 tahun ini tergerak dan akhirnya menghibahkan dirinya mengajar di situ.
Perjuangan Firda untuk mendirikan TK ini bukanlah hal yang mudah. Dengan modal bantuan dari donasi, ia membangun sekolah impiannya.
Meski awalnya sulit, suara tawa dan canda anak-anak yang belajar di TK Inspirasi Indonesia menjadi penawar segala lelahnya.
“Saya lagi main ke daerah sini, terus banyak anak-anak yang berkeliaran dari pagi sampai sore. Saya dan suami sempat ngomong, saya punya ilmu tapi ngga punya modal. Awalnya pingin bimbingan belajar aja, biar anak-anak punya kegiatan seperti membaca, menulis, bernyanyi, berdoa, dan ada pengajiannya juga. Jadi kita pengin merubah pola pikir yang ada di sini,” ungkapnya di TK Inspirasi Indonesia Lapak Pemulung, Kota Bekasi.
Lokasi TK ini cukup terpencil, jauh dari jalur transportasi, dan tidak banyak orang yang mengenalinya.
Bangunan semi permanen yang terbuat dari batako, triplek, dan kayu, dipenuhi harapan impian anak-anak yang bernasib tak beruntung.
Ukuran kelasnya hanya 5×2,3 meter dengan papan tulis seadanya dan dua buah kipas angin menemani anak-anak belajar di ruangan tersebut.
Atap yang rembes saat hujan di ruang yang sesak itu pun menjadi salah satu tantangan yang harus dihadapinya.
Namun dengan tekad kuat mendidik anak-anak, keterbatasan fasilitas ini tidak menyurutkan semangat Firda untuk mengajar.
“Alhamdulilah, setiap tahun ada sekitar 20-25 anak yang lulus. Mulai dari 2017, setiap tahun ada yang sudah lulus,” ucapnya.
Meski Firda sendiri bukanlah warga yang dari kalangan berada, namun soal gaji bukanlah hal yang utama.
Prioritasnya adalah jiwa sosial yang membuatnya bertekad untuk memberikan pendidikan gratis kepada anak-anak di kawasan pemulung.
“Sekolah ini gratis, tidak ada pungutan biaya apapun. Sekolahnya Senin sampai Jumat seperti TK umumnya, tapi di sini gratis. Syaratnya hanya orang tua dan anaknya mau bekerja sama di sini,” terangnya.
Tak hanya soal fasilitas, tantangan berat yang Firda hadapi setiap harinya adalah pola pikir orang tua yang lebih memilih anak-anaknya bekerja sebagai pemulung, asisten rumah tangga, atau kuli bangunan.
Meskipun begitu, Firda terus berupaya memberikan pemahaman kepada orang tua mengenai pentingnya pendidikan.
Firda berharap, TK yang telah ia bangun dengan cucuran keringat ini, bisa mendapatkan perhatian dari lingkungan sekitar dan pemerintah.
“Harapannya, lebih banyak anak yang masuk ke sini, biar ilmunya tersalurkan. Selain itu, saya berharap ada dukungan dari lingkungan dan stakeholder, karena operasional sekolah ini masih kami tanggung sendiri dan legalitasnya belum ada, jadi sulit mendapatkan bantuan,” tandasnya.
Baca berita SiberKota lainnya, di Google News