Ada 1.957 Kasus Berita Bohong Warnai Pandemi

Siberkota.com, Jakarta – Dalam kurun waktu sembilan bulan hingga Oktober 2021, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menemukan sebanyak 1.957 isu hoaks atau berita bohong tentang Covid-19. Jumlah tersebut terjadi dari 4.965 sebaran.

Pola penyebarannya didominasi lewat layanan media sosial seperti, Facebook, Instagram, Twitter, Youtube, serta Tiktok. “Yang terbanyak penyebaran hoaks di Facebook sebanyak 4.272, nomor dua itu Instagram, kemudian Twitter, Youtube, dan Tiktok. Kemudian sebanyak 767 kasus dilakukan penegakkan hukum tapi sebagian besar itu di-takedown,” kata Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo Usman Kansong, Senin (25/10).

Sementara hoaks tentang vaksin dalam kurun waktu yang samma juga ditemukan 363 kasus. Terkait vaksin dan vaksinasi namun sebarannya mencapai 2.272 sebaran dan semuanya sudah dilakukan takedown oleh Kominfo.

Sama seperti halnya hoaks tentang Covid-19, hoaks tentang vaksin ini juga banyak tersebar di Facebook sebanyak 2.085 sebaran. Kemudian terjadi juga di Twitter, Youtube, Instagram, dan Tiktok.

“Faktor pemicu hoaks adanya kepentingan politik dan ekonomi. Jadi memang menjadi ladang juga seperti contoh Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menggunakan jasa kelompok anak muda di Ukraina untuk melancarkan serangan kepada kompetitornya yakni Hillary Clinton dan dibayar mahal,” beber Usman.

You might also like
Leave A Reply

Your email address will not be published.