Marak Kasus Pertanahan, BPN Tangsel Luncurkan “Sultan Tangsel”
Siberkota.com, Tangerang Selatan – Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mencatat ada sekitar 140 perkara pertanahan terjadi di wilayah itu. Data tersebut terhitung sejak Januari hingga Agustus 2021. Guna memudahkan masyarakat untuk konsultasi seputar masalah tersebut, pihaknya meluncurkan aplikasi ‘Sultan Tangsel’ yang merupakan kepanjangan dari Konsultasi Pertanahan Tangerang Selatan.
Kepala Kantor ATR/ BPN Kota Tangerang Selatan Harison Mocodompis mengungkapkan, pihaknya belum menghitung pasti berapa jumlah kasus pertanahan yang ditanganinya sejak awal tahun 2021. Namun untuk perkara jumlahnya di kisaran 140.
“Kalau bicara kasus pertanahan, kita harus bedakan, mana yang perkara, mana yang sengketa dan mana yang konflik, kalua perkara itu jumlahnya sekitar 140 yang masih bergulir, baik yang masih banding, tapi rata-rata sih banding,” kata Harison saat melakukan kunjungan silaturahmi ke Sekretariat Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Tangsel, di kawasan Nusaloka BSD Serpong, Rabu 01/9/2021).
Sedangkan untuk kasus lainnya seperti sengketa dan konflik, Harison mengaku belum menghitungnya. “Saya beru sekitar satu bulan bertugas di sini (BPN Tangsel, Red), saya belum sempat menghitungnya, tapi berdasarkan informasi, hampir setiap hari pasti ada laporan kasus pertanahan yang masuk ke kami,” jelasnya.
Guna memudahkan masyarakat dalam melaporkan masalah pertanahan, pihaknya telah menyediakan sejumlah fasilitas seperti loket pengaduan dan email. Saat ini pihaknya juga telah meluncurkan sebuah aplikasi terbaru dengan nama Sultan Tangsel. “Aplikasi ini platform-nya dengan zoom meeting, masyarakat bisa membuka dan langsung menyampaikan masalah, mereka dilayani oleh orang-orang yang informatif dan profesional di bidangnya,” ujarnya.
Di aplikasi Sultan Tangsel, masyarakat bisa sekedar bertanya, konsultasi, menyampaikan laporan, berkas persyaratan mandek di mana atau apapun terkait masalah pertanahan.
Dia mengaku tidak bisa mengatasi sendiri masalah pertanahan. “Maka dari itu, kehadiran temen-temen media sebagai penyeimbang dan sebagai saluran aspirasi masyarakat sangat kami sambut baik,” tuturnya.
Terkait maksud dan tujuan kunjungannya ke PWI Tangsel, harison mengatakan bahwa salah satu mitra terbaik pemerintah di dalam menjalankan program-programnya adalah media. Sedangkan media diwadahi oleh organisasi dimana salah satu organisasi wartawan yang terbesar adalah PWI.
“Alhamdulillah hari ini kami bisa datang ke PWI Tangsel, selain bersilaturahmi, tidak lain dan tidak bukan ini mengingatkan saya bernostalgia ke masa lalu saat masih menjabat Kabag Humas di kementerian ATR/BPN, saya selalu kangen suasana seperti ini, akan tetapi keinginan yang lebih besar dari kedatangan kami adalah untuk membuka diri kepada masyarakat melalui media, melalui teman-teman wartawan untuk menjalankan fungsi cek and balance nya,” tuturnya.
Pihaknya juga meminta agar media dapat membantu menyosialisasikan program BPN serta mengedukasi masyarakat terkait apa saja yang seharusnya diketahui masyarakat pada saat atau sebelum menerima layanan dari BPN.
Sementara, Ketua PWI Kota Tangsel Ahmad Eko Nursanto menyambut baik kedatangan kepala BPN Tangsel bersama jajarannya ke Sekretariat PWI Tangsel. Dia mengatakan, sejak berdiri sekitar sepuluh tahun silam, baru kali ini PWI Tangsel dikunjungi pejabat BPN Tangsel. Oleh karena itu, pihaknya mengapresiasi kunjungan tersebut.
“Ini kali pertama dikunjungi, mudah-mudahan ke depannya bisa berlanjut,” kata Eko.
Pihaknya berkomitmen PWI Tangsel tetap konsisten menjadi penyambung suara aspirasi bagi masyarakat baik kepada eksekutif, legislative, yudikatif, termasuk kepada BPN Tangsel. Sehingga kehadiran PWI Tangsel dapat dirasakan manfaatnya semua pihak.