Siberkota.com, Jakarta – Deputi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir mengungkapkan, program Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dijalankan pemerintah telah terealisasi dengan baik. Hingga 2 November 2021, penyaluran dana kredit sudah mencapai Rp232,62 triliun.
Karenanya pengambil kebijakan akan tetap melanjutkan program itu di 2022.
“Permintaan KUR bahkan sudah melampaui permintaan periode normal dan pertumbuhannya sudah 20%. Padahal kredit perbankan kita tahu hanya tumbuh 1% secara tahunan. Jadi kita tetap melanjutkan program ini,” ujar Iskandar, Senin (8/11/2021).
Berdasarkan data Kemenko Perekonomian, hingga 1 November 2021 realisasi penyaluran KUR telah mencapai Rp232,62 triliun, atau 81,62% dari target sebesar Rp285 triliun. Iskandar bilang, penyaluran KUR itu diberikan kepada 6,18 juta debitur.
Selama 2021, penyaluran KUR tergolong memiliki kinerja baik. Berdasarkan jenisnya, KUR Mikro memiliki porsi 62,85% dari total penyaluran KUR. Lalu KUR Kecil tercatat 33,24%, KUR Supermikro 3,90%, dan KUR penempatan TKI 0,01%.
Adapun total outstanding KUR sejak digulirkan pada 2015 telah mencapai Rp362,94 triliun dan diberikan kepada 30,9 juta debitur. Sedangkan kredit bermasalah (non performing loan/NPL) tercatat rendah di angka 1,14%.
Kendati demikian, Iskandar belum bisa memastikan berapa jumlah plafon KUR yang dialokasikan pemerintah di 2022. “Masih dalam pembahasan dan belum diputuskan oleh komite,” tuturnya.
Diketahui KUR merupakan program yang digulirkan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Di masa pandemi covid-19 pemerintah turut memberikan bantuan modal kerja, subsidi bunga kredit UMKM, hingga relaksasi kredit perbankan untuk mempertahankan sektor UMKM.