Pengolahan Limbah FABA PLTU Suralaya Cilegon Dipersoalkan Warga
SiberKota.com, Cilegon – Pengolahan limbah padat hasil dari proses pembakaran batu bara atau Fly Ash dan Bottom Ash (FABA) Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya milik PT Indonesia Power dipersoalkan warga sekitar.
Salah seorang warga kampung Pengoreng, Sunaji (35) mengungkapkan, hingga kini warga sekitar belum merasakan dampak dari hadirnya tempat olahan limbah tersebut.
“Kebetulan saya sudah lama bertetangga dengan perusahaan PLTU. Katanya PLTU sedang ada pembangunan, nah katanya limbahnya itu bisa diolah buat jadi bata atau batako gitu, tapi warga setempat itu belum bisa merasakan dampak dari si limbah yang bekas diolahnya ini begitu sih,” ungkapnya, Kamis (6/6).
Ke depan, Sunaji berharap kepada pihak PLTU Suralaya untuk mensosialisasikan soal limbah FABA.
“Manfaatnya, sih. Semoga PLTU bisa memberi dampak ke warga, supaya merasakan hasil limbahnya dari batako kayak gitu tuh, buat paving blok jalan ga kan lumayan sih gitu buat masyarakat,” usulnya.
Salah seorang warga lainnya, Astajir (55) dari Desa Buah dodol mengaku, pemanfaatan dari limbah FABA PLTU Suralaya, belum masyarakat sekitar rasakan.
“Memang ada, kalau pengurus itu (Pemerintah) Kota Cilegon dengan PLN (PLTU) masih wilayah Banten, yah. Ada mah ada, tapi tidak digunakan. Karena apa? Mungkin ada anggapan beberapa uang gitu yah, tapi yang masuk ke kampung itu enggak ada,” tukasnya.
Dari informasi yang kami dapat, pihak PLTU Suralaya mengolah FABA sebanyak 600.000 ton per tahun untuk diolah menjadi aneka bahan bangunan.
Seperti hal nya mulai dari batako, paving block, beton pemecah ombak, hingga campuran semen.
Hingga berita ini terbit, kami masih mencoba menggali informasi ini lebih jauh atas dampak dari pengolahan FABA PLTU Suralaya.
Baca berita SiberKota lainnya, di Google News