DPRD DKI Jakarta Temukan Praktik Penyalahgunaan Air Tanah oleh Oknum P3SRS
Siberkota.com, Jakarta – DPRD DKI Jakarta Fraksi PDI Perjuangan menemukan praktik penyalahgunaan air tanah oleh oknum pengelolah Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun (P3SRS) yang mengenakan tarif air PAM Jaya kepada penghuninya.
Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta fraksi PDI Perjuangan, Dwi Rio Sambodo mengatakan pemda DKI Jakarta harus melakukan monitoring terkait hal ini.
“Eksekutif atau pemda DKI Jakarta dalam hal ini misal Dinas Perumahan harus melakukan pemetaan tuntas. Pemetaan tuntas itu bersifat vertikal dan horizontal. Persoalan vertikal itu adalah tentang jenis yang digunakan oleh pengguna apartemen atau rumah susun misalkan. Dan horizontal itu adalah aspek soal pemilahan secara sosial ekonomi diantara mereka. Nah, kalau tidak dilakukan pemetaan tuntas, maka terjadi adalah diskriminasi, tumpang tindi dan tidak tepat sasaran. Salah urus. Makanya kemudian ketika banyak pengaduan kepada saya sebagai fraksi PDI Perjuangan misalnya kayak gitu tentang penggunaan air tanah dikenakan tarif air PAM dan seterusnya, itulah yang menjadi titik tekan kita untuk melakukan monitoring, koreksi, sistematik kepada eksekutif dalam hal ini pemda DKI Jakarta,” kata Rio, usai acara Balkoters Talk, Jakarta Pusat, Rabu (13/2/2025).
Rio juga mengaku, keinginan Ketua Tim Transisi Pramono-Rano, Ima Mahdiah ingin membentuk pansus untuk kasus P3SRS ini masih dalam pembahasan.
“Pansus memang sedang disusun di DPRD, dan ada beberapa calon pansus lagi disiapkan. Apakah kemudian air minum itu masuk dalam pansus akan disiapkan, masih akan dimatangkan dan disempurnakan di rapim. Tapi beberapa diantaranya sudah terinvetarisir, ada pansus aset, barang milik daerah, utilitas, pendidikan dan seterusnya. Nanti kita akan komunikasikan dengan rekan-rekan semua. Pansus pasti akan spesifik, spesifiknya lebih pada persoalan yang dialami oleh warga, nah salah satunya soal pengunaan air tanah, tarus PAM, kemudian soal pelayanan kualitatif dan kuantitatif misalnya di Jakarta timur belum terlalu terjangkau, kemudian ada tersendat, kebocoran, kemudian kebersihan dan sebagainya,” ucapnya
Baca berita SiberKota lainnya, di Google News