Bupati Tangerang Sebut Angka Putus Sekolah Tinggi Disebabkan Pondok Pesantren

Siberkota.com, Kabupaten Tangerang – Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar menyebut salah satu faktor tingginya angka putus sekolah di wilayah yang tercatat di Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kemendikbud RI itu disebabkan banyaknya pondok pesantren yang belum melaporkan jumlah peserta didiknya.

Sehingga, kata Zaki, siswa yang mengalami perpindahan dari sekolah negeri ke madrasah ataupun pondok pesantren, malah tercatat sebagai siswa yang putus sekolah.

“Iya macam-macam, ini lagi dibahas oleh Dinas Pendidikan karena ada beberapa siswa yang sebetulnya sudah sekolah di madrasah, dan pondok pesantren tapi tidak dilaporkan, nah ini sedang disisir semua,” kata Zaki, ditulis Siberkota.com, Selasa, (16/8/2022).

Menanggapi hal itu, Kepala Seksi Pendidikan Madrasah (Penma), pada Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Tangerang, Abdullah Hasyim menjelaskan, Pondok pesantren ini bukannya tidak melaporkan peserta didiknya melainkan memang adanya perbedaan sistem data antara Dinas Pendidikan dengan Kemenag.

“Kalau di sekolah Negeri itu namanya data pokok pendidikan (Dapodik), kalau di Kemenag itu EMIS (Education Management Information System), jadi memang ada perbedaan,” jelas Hasyim.

Hasyim mencontohkan, dari 55 Ribu lulusan SD Negeri pada tahun 2022, SMP Negeri di wilayah hanya dapat menampung sebanyak 30 Ribu peserta didik saja. Sedangkan 25 Ribu sisanya terserap ke madrasah ataupun pondok pesantren.

“Tetapi di Dapodik yang 25 Ribu sisanya itu dicatatnya sebagai anak yang putus sekolah,” terangnya.

Maka itu Hasyim menyatakan, saat ini Kementrian Agama sudah berkoordinasi dengan pihak Dinas Pendidikan untuk mensinkronkan seluruh data peserta didik yang ada di wilayah Kabupaten Tangerang sebagai upaya menyisir angka pasti jumlah anak putus sekolah.

“Disitu nanti kita bisa mengetahui jumlah angka pasti anak yang memang benar mengalami putus sekolah,” tandasnya.

You might also like
Leave A Reply

Your email address will not be published.