Dituduh Curang, Begini Curhatan Para Petugas KPPS Usai Pemilu 2024
SiberKota.com, Banten – Terdapat banyak curhatan atau keluhan dari para petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) usai Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Namun, memang sudah sewajarnya banyak keluhan yang datang. Sebab, seharian penuh para petugas KPPS mempersiapkan pelaksanaan pemungutan suara.
Seperti halnya mengecek kertas surat suara, rapat pemungutan suara, hingga rapat penghitungan suara.
Petugas KPPS Kambuh dari Sakitnya
Salah seorang petugas KPPS di TPS 22 Kecamatan Cipocok Jaya, Rafi menceritakan apa saja yang terjadi saat Pemilu 2024 lalu.
Seperti pada saat ia melihat petugas KPPS merasakan sakit karena asam lambungnya kambuh atau lain hal sebagainya.
Namun, Rafi tidak larut dalam kesedihannya, karena ia mendapatkan tim kerja yang solid. Sehingga, tidak mempermasalahkannya.
“Karena kita kerja solid bareng-bareng, ya tidak jadi masalah,” ucapnya, Selasa (20/2).
Saat awak media menanyakan perihal potensi kecurangan Pemilu, Rafi menegaskan bahwa pada TPS nya itu tidak ada.
Sebab, ia merasa telah bekerja secara maksimal dalam mengawal pesta demokrasi berjalan dengan baik dan benar.
Sehingga, peristiwa kecurangan-kecurangan, khususnya di tempat TPS Rafi bertugas itu tidak ada.
“Saya kira itu ngga ada, ya! Terutama di tempat saya, selama saya menjalankan tugas sebagai anggota KPPS,” tegasnya.
Kekesalan atas Tuduhan Kecurangan
Seorang petugas KPPS lainnya, Fachri Afrizal yang bertugas di TPS 03 Kampung Warung, Desa Cileles, Kecamatan Cileles, mengungkapkan kekesalannya, lantaran banyak yang berseliweran di media sosial perihal tuduhan kecurangan dalam pemungutan suara Pemilu 2024.
“Kecewa! Saya juga sebagai mantan anggota KPPS kemarin juga terlibat sebagai admin Sirekap,” tukasnya.
Fachri mengungkapkan, statemen adanya kecurangan dalam pemungutan suara itu sudah tidak menghargai kerja KPPS.
Untuk itu, Fachri meminta kepada masyarakat yang tidak tahu-menahu perihal pekerjaan ini, agar tidak asal berpendapat.
“Saya dari pagi mulai pelantikan upload photo-photo CH1 sampai hari berikutnya, sampai down terus upload lagi sampe berhasil. Kerja sehari, bahkan dua-tiga hari loh! Belum beres-beres itu,” paparnya.
Sebagai petugas KPPS, Fachri mengalami drop, karena sejak hari pencoblosan hingga keesokan harinya, tenaga terus terkuras.
Namun, berkat semangat dari tim, Fachri bersama rekan-rekannya berhasil menyelesaikan tugasnya.
“Saya sempat drop, tapi alhamdulillah semangat lagi. Kalau ngga beres, kasian juga teman-teman yang lain, diberesin hari itu juga,” ungkapnya.
Keluhan lain datang dari petugas KPPS di TPS 07 Sepatan Timur, Kabupaten Tangerang, Nia yang merupakan Ibu Rumah Tangga (IRT).
Nia juga sempat merasa geram, ketika mendengar beredarnya tudingan isu kecurangan usai pencoblosan.
“Saya pribadi kecewa. Apalagi kita kerjanya sudah dari pagi, ketemu malam, ketemu pagi lagi. Otomatis nguras tenaga nguras pikiran,” jelasnya.
Hal senada terucap dari Aminullah, petugas KPPS di TPS 05, Kelurahan Masigit, Kecamatan Jombang, Kota Cilegon.
Ia mengaku kesal adanya tuduhan kecurangan. Sebab, secara tidak langsung, tuduhan tersebut juga mengarah kepadanya.
“Sebagai anggota KPPS saya merasa sedih juga, kenapa? Lantaran satu orang yang bermain semuanya kena, ibaratnya gitu,” ungkapnya.
Baca berita SiberKota lainnya, di Google News