Jaga Konsistensi Cegah Penularan HIV/AIDS di Tengah Pandemi

Siberkota.com, Jakarta – Memperingati Hari AIDS sedunia yang jatuh setiap 1 Desember, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berharap seluruh masyarakat meningkatkan komitmen bersama untuk mencegah penularan HIV/AIDS. Semangat itu tetap berjalan ditengah adanya ancaman lain penyebaran virus covid-19.

Pada hari AIDS tahun ini Kemenkes mengusung tema nasional ‘Akhiri AIDS: Cegah HIV, Akses Untuk Semua’. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan Dr Siti Nadia Tarmizi mengutarakan, peran masyarakat agar selalu menjaga agar mengurangi penularan HIV/AIDS di tengah pandemi covid-19.

“Di tengah pandemi kita harus tetap ingat masih ada masalah kesehatan lainnya yang sudah ada dan sudah menjadi komitmen kita bersama untuk mengatasinya,” kata Siti, Senin (29/11/2021).

Ia mengatakan, saat ini infeksi baru atau kasus baru HIV mengalami penurunan. Namun bukan berarti didorong tren positif kasus pebyebaran, namun hal itu disebabkan karena Orang Dengan HIV (ODHIV) banyak yang belum ditemukan. Bahkan ada juga ODHIV yang tidak menjalankan pengobatan antiretroviral (ARV).

Pengobatan ARV bekerja untuk memperlambat virus sekaligus menghilangkan unsur yang dibutuhkan virus HIV untuk berkembang dan mencegah HIV menghancurkan sel CD4 (sel darah putih atau limfosit).

“Infeksi baru HIV cenderung menurun tapi masih banyak ODHIV yang belum ditemukan bahkan yang dari ditemukan masih banyak yang belum memulai pengobatan ARV,” ungkap Siti.

Dalam 9 tahun terakhir penurunan kasus infeksi baru menurun 27%, tetapi penularan yang terjadi masih sangat tinggi. Insiden HIV di Indonesia masih tinggi dibandingkan negara-negara di Asia Pasifik lainnya.

Berdasarkan catatan dari Kemenkes, jumlah kumulatif kasus HIV hingga Juni 2021 mencapai 303.993 kasus dengan kasus anyar mencapai 17.397 kasus, sementara jumlah kumulatif AIDS hingga Juni 2021 mencapai 132.955 kasus dengan kasus terbaru 3.215 kasus.

“Kalau sampai saat ini jumlah kasus HIV yang ditemukan menurun dibandingkan tahun 2020 karena sebagian besar penemuan kasus HIV aktif tapi karena pembatasan sosial. Sementara untuk obat saat ini masih aman,” bebernya.

Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) sendiri menargetkan, epidemi HIV/AIDS akan berakhir pada 2030 dengan strategi triple 90. Upaya ini tentunya juga dilakukan oleh Kemenkes agar epidemi mematikan ini bisa segera berakhir.

Strategi triple 90 yakni 90 Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) telah mengetahui status kondisinya, 90 persen orang yang telah didiagnosa terinfeksi HIV mendapat terapi antiretroviral (ART) dan 90 persen dari penerima terapi ART telah mengalami penurunan jumlah virus hingga tidak terdeteksi lagi.

“Ini targetnya mencapai tripel 90. Upaya dilakukan yakni deteksi dini ada populasi kunci, testing kepada ibu hamil, test dan treat atau memberikan pengobatan saat hasil positif dalam satu hari, serta juga tes berbasis komunitas,” tutup Siti.

You might also like
Leave A Reply

Your email address will not be published.