Bangunan SDN Malangnengah l Rusak Parah, Pemkab Tangerang Cuek Aja?
SiberKota.com, Kabupaten Tangerang – Bangunan Sekolah Dasar Negeri (SDN) Malangnengah l, Desa Malangnengah, Kecamatan Pagedangan memiliki kondisi yang sangat rusak dan memprihatinkan.
Berdasarkan pantauan di lokasi, banyak teras sekolah yang berlubang serta hiasan kaca jendela yang ditambal dengan kardus.
Tak hanya itu, bagian belakang bangunan sekolah juga terdapat dinding yang rapuh. Terlihat, retakan-retakan pada tembok.
Jika ingin melihat atau menghampiri SDN Malangnengah I sebenarnya tidak sulit untuk menemukannya.
Sebab, lokasi sekolah yang tak elok dipandang itu, tepat berada di sisi Jalan Raya Parung Panjang.
Jalan Raya Parung Panjang sendiri merupakan jalan yang identik dengan hilir mudiknya truk-truk besar.
Selain itu, lokasi dari SDN Malangnengah I ini juga berada tidak jauh dari kawasan perumahan elit.
Sehingga, bisa dibayangkan betapa ironisnya tempat mengenyam pendidikan yang kondisinya bobrok bersebelahan dengan perumahan elit.
Salah seorang siswa kelas 4, Ardi mengungkapkan bahwa ia sering mendapat ledekan sebagai anak yang sekolah di SD jelek.
“Suka dikatain SD burik, karena SD-nya udah lama, jelek, gimana gitulah rasanya,” ujar Ardi di pelataran sekolah, Senin (6/5).
Menyambung perkataan Ardi, Dika yang menjadi teman sebangkunya merasakan kesedihan dengan kondisi bangunan sekolah.
“Sedih, tapi harus (sekolah), terpaksa, mau gimana lagi,” ucapnya.
Dika menyebutkan, dengan keadaan bangunan yang tak layak itu, akhirnya menghambat waktu belajar.
Pasalnya, waktu belajar mereka di kelas hanya sekitar 2 jam lantaran harus bergantian dengan siswa lainnya.
Sekolah ini juga tidak memilki perpustakaan serta sanitasi dan bangunan musholla yang tak membuat para siswa nyaman.
Lebih parahnya, prasarana sekolah seperti meja dan kursi untuk belajar juga sangat minim dan ada yang rapuh.
Sehingga, membuat para siswa berdesak-desakan. Bahkan, sebagian siswa ada yang belajar di lantau kelas.
Dengan kondisi seperti itu, Dika mengungkapkan rasa ketidaknyamanannya. Sehingga, membuatnya tidak bisa konsentrasi saat menerima pelajaran.
“Rasanya engga enak, ngga nyaman, ngga bisa konsentrasi, terus duduknya geh banyak yang berempat, bertiga, mejanya banyak keropos, berempat juga gara-garanya mejanya juga udah kotor rusak dan udah ngga bisa dipakai lagi. Kadang juga kalau lagi masuk banyak, mejanya ngga kebagian suka duduk di keramik nulisnya,” urainya.
Senada, salah seorang siswa lainnya, Abas yang tengah memasuki jam belajar mengatakan bahwa dia terpaksa belajar di lantai karena tidak kebagian meja dan kursi.
“Iya, engga duduk berdua, engga ada bangku, ngga ada meja,” ujarnya saat KBM berlangsung.
Sementara, Kepala SDN Malangnengah l, Nurlaelah menegaskan, sejak 2008 silam pihak sekolah tak henti-hentinya mengajukan permohonan bantuan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang.
Naasnya, permohonan tidak membuahkan hasil. Sehinga, Nurlaelah pun pasrah atas keadaan sekolah yang tengah ia pimpin saat ini.
Nurlaelah mengungkapkan, pada tanggal 12 Mei 2023, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang, Dadan Gandana sempat mengunjungi SDN Malangnengah I dan berjanji akan merelokasi bangunan.
Namun, wacana relokasi batal dengan alasan berbagai kendala. Pihak sekolah berusaha meminta solusi lain, namun hingga kini tidak ada kejelasan.
Nurlaelah menilai, kerusakan bangunan SDN Malangnengah I sangatlah parah dan perlu di rehabilitasi total.
“Itukan rusaknya parah engga cukup sedikit gitu kalau mau merehab, harus rehab total kan. Terus ini juga nih, ubin-ubinnya juga udah pada rusak. Masalah bantuan, kayak sanisek udah dua kali kita (ngajuin) mau tipe A ke mau tipe B ditolak karena kita engga punya tanah. Jadi sanisek aja kita ngga punya neng, kayak sekarang walaupun ada bantuan sanisek kita tetep ngga ada sanisek. Mau di depan, kurang bagus upacara aja kita sempit,” paparnya.
Nurlaelah berharap, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang bisa memberikan solusinya dengan segera atas kerusakan bangunan.
Untuk waktu dekat ini, Nurlaelah meminta agar tempat anak-anak belajar dipindahkan terlebih dahulu.
Sebab, ia merasa khawatir dengan kenyamanan siswa saat belajar dan juga keadaan bangunan yang sewaktu-waktu bisa roboh.
“Ya, cepet-cepet pengen pindah, supaya anak-anak lebih nyaman juga KBM-nya. Ini udah mau roboh (bangunan), ya. Apalagi kalau ujan bocor, banjir, pasti karena ini pinggir jalan-jalannya lebih tinggi dari sekolah,” tandasnya.
Baca berita SiberKota lainnya, di Google News