Pemkab Tangerang Tanggapi Soal Rusaknya Bangunan SDN Malangnengah I

SiberKota.com, Kabupaten Tangerang – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang angkat bicara mengenai keluhan siswa serta pihak sekolah atas rusaknya bangunan SDN Malangnengah I.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang, Dadan Gandana mengungkapkan, salah satu penyebab atas kendala prasarana dan sarana pendidikan, tak lepas dari soal anggaran.

Menurut Dadan, anggaran yang ada tidak mencukupi karena memiliki beban yang lebih. Apalagi, jumlah sekolah yang terbilang sangat banyak

“Saat ini memang anggaran kita mirip dengan kota-kota sebelah kita, ya. Tapi memang kita punya beban lebih, karena jumlah luas wilayah di Kabupaten Tangerang jauh lebih luas, kemudian jumlah sekolahnya juga jauh lebih banyak mungkin sekitar tiga kali lipat ya,” ungkapnya di Gedung Bupati Tangerang, Senin (13/5).

Dadan menekankan bahwa dominasi anggaran saat ini untuk belanja pegawai, terutama hak guru-guru.

“Mungkin, saat ini kita banyak terserap untuk belanja personil, terutama gaji guru, tunjangan guru, dan sertifikasi guru,” ujarnya.

Pembangunan Sarana dan Prasarana Pendidikan Tugas Pemerintah

Terpisah, Pj Bupati Tangerang, Andi Onny menyatakan, pihaknya akan terus berusaha membangun sarana dan prasarana pendidikan di Kabupaten Tangerang.

“Membangun dan mempersiapkan sarana dan prasaran pendidikan itu menjadi tugas pokok kita, ya. soal SD dan SMP,” ungkapnya di Tigaraksa.

Sebelumnya diberitakan, Bangunan SDN Malangnengah l, Desa Malangnengah, Kecamatan Pagedangan memiliki kondisi yang sangat rusak dan memprihatinkan.

Berdasarkan pantauan di lokasi, banyak teras sekolah yang berlubang serta hiasan kaca jendela yang ditambal dengan kardus.

Tak hanya itu, bagian belakang bangunan sekolah juga terdapat dinding yang rapuh. Terlihat, retakan-retakan pada tembok.

Kepala SDN Malangnengah I, Nurlaelah menilai, kerusakan bangunan sekolah sangatlah parah, sehingga perlu di rehabilitasi total.

“Itukan rusaknya parah engga cukup sedikit gitu kalau mau merehab, harus rehab total kan. Terus ini juga nih, ubin-ubinnya juga udah pada rusak. Masalah bantuan, kayak sanisek udah dua kali kita (ngajuin) mau tipe A ke mau tipe B ditolak  karena kita engga punya tanah. Jadi sanisek aja kita ngga punya neng, kayak sekarang walaupun ada bantuan sanisek kita tetep ngga ada sanisek. Mau di depan, kurang bagus upacara aja kita sempit,” paparnya.

Baca berita SiberKota lainnya, di Google News

You might also like
Leave A Reply

Your email address will not be published.